Oleh: Kak Thomas Utomo*
Uraian sejarah dalam buku teks seringkali disampaikan dalam bahasa yang terlalu resmi dan cenderung kaku.
Akibatnya uraian sejarah tersebut kurang dapat dinikmati kalangan awam. Padahal, untuk menjejak masa depan dengan lebih mantap, orang perlu menengok masa lalu untuk belajar darinya.
Jika sejarah itu baik maka dapat diteruskan dan dikembangkan, sebaliknya jika sejarah itu buruk maka perlu perbaikan.
Lalu bagaimana jika teks sejarah itu sendiri sukar dicerna atau kurang diminati, karena penyajiannya yang tidak menarik? Jawabannya adalah lewat karya sastra.
Lewat karya sastra berupa prosa ber-genre sejarah, orang dapat belajar menelusuri dan menghayati sejarah sesuatu kelompok masyarakat atau bangsa.
Justru dengan belajar sejarah lewat sastra, orang dapat lebih mendalami sisi kemanusiaan para pelaku sejarah.