Pramuka Peduli (Pramuli) Kwartir Cabang Purbalingga turut serta mengambil peran membantu penanganan bencana alam tanah bergerak di desa Maribaya kecamatan Karanganyar dengan mengirimkan personil untuk membantu di dapur umum. Selama 4 hari terhitung dari tanggal 17 – 20 November 2025 anggota Pramuli secara bergantian bertugas di dapur umum. Mereka membantu penyiapan konsumsi untuk warga yang terdampak tanah bergerak dan para relawan.
“Tim kami tugaskan selama 24 jam non stop di lokasi bencana. Kami buat sistem shift. Ada yang membantu menyiapkan bahan makanan, memasak dan juga mendistribusikan makan, baik makan pagi, siang ataupun malam.” Ucap anggota Pramuli Kwarcab Purbalingga yang berada di lokasi.
Bukan hanya mengirimkan personil, Pramuli Kwarcab Purbalingga juga menyerahkan donasi dari pengurus Kwarcab Purbalingga.
Anggota Pramuka Peduli Kwarcab Purbalingga, kak Edi Susanto menjelaskan bahwa ini adalah wujud nyata kepedulian anggota Pramuka terhadap warga yang terdampak bencana alam. Menurutnya partisipasi dalam penanganan bencana alam semacam ini adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan oleh anggota Pramuka.
“Partisipasi semacam ini bagus bagi anggota Pramuka. Tentunya agar kepekaan sosial dalam diri kita bisa semakin besar. Selain itu hal ini sebagai wujud pengamalan nilai-nilai satya darma Pramuka.” Ucapnya.
“Saya berdoa semoga kedepan situasinya semakin aman dan tidak lagi ada bencana alam.” Tambah kak Edi.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya bahwa tanah bergerak yang melanda desa maribaya terjadi tanggal 13 November 2025. Hal ini diakibatkan oleh curah hujan yang terjadi di desa Maribaya beberapa hari terakhir.
“Alhamdulilah saat kejadian itu warga di RT 04 RW 03 DAN RT 05 RW 03 sudah kami evakuasi. Karena beberapa hari sebelumnya alarm pendeteksi sudah berbunyi, jadi tanggal 13 November saat hujan dari siang itu warga kami evakuasi.” Ucap Kades Maribaya, kak Tarso Dwi Cahyanto.
Ia juga menjelaskan bahwa akibat kejadian ini setidaknya ada 25 rumah yang terdampak hingga membuat rumah warga sudah tidak bisa dihuni lagi. (gn).















