Fundamental Gerakan Pramuka Awali Materi Pelatihan Scouting Skill Kwarcab Purbalingga

Suasana Bumi Perkemahan Munjuluhur pada Sabtu, 15 November 2025 pagi semakin semarak dengan hadirnya 32 pembina Pramuka dari berbagai Kwartir Ranting di Kabupaten Purbalingga yang mengikuti kegiatan Scouting Skill 2025. Usai mengikuti upacara pembukaan, para peserta mendapatkan materi tentang Fundamental Gerakan Pramuka dari Kepala Pusdiklatcab Purbalingga, kak Yusup.

Materi tersebut merupakan fondasi yang penting bagi setiap pembina agar memiliki pemahaman yang kuat mengenai hakikat pendidikan kepramukaan.

Baca juga : Waka Binawasa Kwarcab Purbalingga Buka Kegiatan Pelatihan Scouting Skill

Dalam penyampaiannya, Kak Yusuf menegaskan bahwa Gerakan Pramuka dibangun atas landasan nilai moral, karakter, dan kedisiplinan yang dirancang untuk membentuk generasi muda yang tangguh, peduli, serta mampu berkontribusi bagi masyarakat. Ia juga mengingatkan bahwa seorang pembina memiliki peran strategis sebagai penggerak pendidikan karakter, bukan sekadar penyampai materi Kepramukaan.

Bacaan Lainnya

    

Ia menyampaikan bahwa fundamental Gerakan Pramuka mencakup pemahaman mendalam tentang landasan hukum Gerakan Pramuka, kurikulum Pendidikan Kepramukaan. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang sejarah gerakan, tujuan pembinaan, kode kehormatan, metode kepramukaan, hingga bagaimana pembina mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kegiatan sehari-hari di gudep.

“Gerakan Pramuka mengembangkan Kurikulum Pendidikannya melalui 5 ranah yaitu SESOSIF (Spiritual, emosional, sosial, intelektual, fisik). Yang kemudian aplikasi dari ke 5 ranah ini berupa pencapaian SKU, SKK. SKU, SKK.” Jelasnya.

Baca juga : KOK Lahirkan 500 Guru PAUD Purbalingga Yang Siap Jadi Pembina Pramuka Pra Siaga

Dengan materi fundamental sebagai pembuka rangkaian pembelajaran, kegiatan Scouting Skill di Munjuluhur harapannya menjadi pijakan awal bagi penguatan kualitas pembina Pramuka di Purbalingga pada masa mendatang.

Kegiatan materi berlangsung dengan suasana aktif, di mana para pembina tampak antusias mengikuti penjelasan. Mereka juga berdiskusi, serta menanyakan berbagai hal terkait tantangan pembinaan di era saat ini. Antusiasme tersebut mencerminkan komitmen kuat para pembina untuk terus mengembangkan diri demi memajukan kualitas pembinaan di daerah masing-masing. (Dimas Dwi Kurniawan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *