Jauh sebelum bel tanda masuk di SD Negeri 1 Brobot, Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah berdering nyaring. Pagi-pagi lelaki berperawakan tinggi ramping ini sudah tiba di sekolah.
Ia menyambut kedatangan siswa dan para rekan guru. Bukan dengan berdiri di depan pintu gerbang sembari mengulurkan jabat tangan, melainkan dengan memegang sapu.
Kendati tempatnya bertugas ini memiliki penjaga sekolah, ia bukan jenis pemimpin yang nyaman duduk berayun kaki seraya mengacungkan telunjuk perintah. Pagi sebelum jam pembelajaran dimulai, ia suka menyapu lingkungan sekolah.
Mula-mula, para siswa sekadar memperhatikannya saja atau cuma bertegur sapa belaka dengan sang kepala sekolah, lama-kelamaan mereka tergerak ikut membersihkan lingkungan sekolah tanpa instruksi langsung. Demikian pula para rekan guru.
Setelah bel tanda dimulainya pembelajaran, ada saja kesibukan yang dilakukan pria kelahiran Bukateja, Purbalingga, 14 Februari 1969 silam ini. Selain mengerjakan kewajiban selayaknya tanggung jawab kepala sekolah, ia juga kerap melayani para tamu yang hilir-mudik datang guna membahas perihal peningkatan karier serta profesionalitas guru, ikhwal kegiatan literasi, seni-budaya, Pramuka, dan sebagainya.
Dalam banyak kegiatan edukatif di lingkup Kecamatan Bojongsari atau Kabupaten Purbalingga, ia nyaris selalu terlibat, baik sebagai tim penyelenggara maupun peserta.
Walau selalu sibuk dengan rupa-rupa kegiatan, Kak Budi bukan orang yang sukar dicari dan ditemui. Di luar urusan yang mewajibkannya bepergian, ia selalu ada di sekolah. Sepulang rapat apapun, di mana pun, bisa dipastikan ia kembali ke sekolah, bahkan meski pembelajaran sudah usai dan para siswa serta guru telah pulang ke rumah masing-masing.
Mengutip komentar Kak Sri Hastuti, Kepala SD Negeri 1 Karangbanjar, Bojongsari, Kak Budi adalah orang yang tidak kenal capek. Kesibukannya bejibun, tapi ia selalu semangat. Sore hari, ketika Bu Sri Hastuti tengah mengurusi toko kelontong miliknya di bilangan Pasar Patemon, Bojongsari, tidak jarang ia melihat Kak Budi melintas, baru pulang dari sekolah.
Kak Budi sendiri mengakui, ia selalu on fire dalam menjalankan tugas. “Tiada hari tanpa libur,” akunya sambil tertawa.
