MFR : Bekal Penting dalam Situasi Darurat
Sementara itu, Pelatihan Manajemen Risiko dan Pertolongan Pertama (MFR) menjadi materi lanjutan yang sangat penting. Khususnya dalam konteks kegiatan luar ruang seperti perkemahan dan penjelajahan. Kak Arif dan Kak Yuli membekali para Pembina dan Penegak dengan pengetahuan dasar mengenai penilaian situasi darurat, jenis-jenis luka, cara menangani cedera ringan, hingga prosedur evakuasi cepat.
Narasumber menyampaikan materi secara teoritis dan praktis, sehingga peserta dapat langsung mempraktikkan teknik pertolongan pertama di lapangan.
“Sebagai Pembina dan Penegak, kita tidak hanya bertanggung jawab atas program, tetapi juga keselamatan peserta. Penerapan materi MFR ini sangat berguna saat kegiatan Kepramukaan di gugus depan.” Kata Kak Fajrin, salah satu peserta.
Baca juga : SMP Negeri 1 Bobotsari Gelar Gladian Pemimpin Regu Di Wisata Samingah
Kegiatan pelatihan ini juga menjadi ajang bertukar pengalaman dan membangun sinergi antarpangkalan. Selain mendapatkan materi, peserta juga berdiskusi mengenai tantangan dan solusi pembinaan di pangkalan masing-masing.
“Dengan pembekalan seperti ini, kami semakin yakin dan siap membimbing adik-adik Pramuka di pangkalan. Harapannya, kedepan masih ada lagi kegiatan semacam ini.” Ujar Penegak asal pangkalan SMK Manbaul Ihsan Baedlowi, kak Akbar.
Dengan terselenggaranya pelatihan untuk Pembina dan Penegak dalam rangkaian Persari 2025, Kwarran Kertanegara menunjukkan komitmennya dalam membina semua golongan secara merata. Tidak hanya menanamkan nilai-nilai dasar kepramukaan kepada peserta muda, tetapi juga memperkuat kompetensi para pendampingnya.
Harapannya kegiatan ini menjadi awal dari semakin banyaknya program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam Gerakan Pramuka di wilayah Kwarran Kertanegara. (Agung S – Humas Kwarran Kertanegara)
