Kegiatan Pramuka Peduli Yang Tidak Memberatkan
Sebagai bagian dari simulasi kedaruratan, peserta juga mendirikan bivak yang terbuat dari ponco untuk tempat tidur selama kegiatan. Hal ini untuk menguji ketahanan fisik dan mental mereka, serta melatih kemampuan bertahan hidup dalam situasi terbatas seperti saat terjadi bencana alam atau kegiatan lapangan lainnya. Kondisi cuaca yang berubah-ubah selama kegiatan pun menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi peserta dengan semangat dan kesiapan.
Untuk menjaga stamina dan kesehatan peserta, panitia menyusun jadwal kegiatan dengan memperhatikan kondisi peserta, hal ini agar kegiatan tidak terlalu memberatkan. Pada hari keempat, seluruh peserta mengikuti kegiatan long march dari lokasi kegiatan menuju kantor Kecamatan Purbalingga. Kegiatan ini menjadi simbol ketahanan, kerja sama, serta semangat juang yang mereka (peserta) dapatkan selama mengikuti pembinaan.
Untuk pelaksanaan penyematan brivet Pramuka Peduli sendiri berlangsung pada saat upacara penutupan kegiatan.
Kegiatan Pembrivetan ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi dan pelatihan, tetapi juga sebagai momentum membangun jiwa kepemimpinan, kerja sama tim, dan kepedulian sosial. Selain itu juga untuk membentuk karakter anggota yang tidak hanya tangguh dalam fisik, tetapi juga kuat dalam semangat pengabdian dengan menjunjung nilai-nilai kepramukaan.
Baca juga : Kwarnas Tetapkan Tema dan Logo 64 Tahun Gerakan Pramuka, Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa
Ketua panitia, Kak Ganis berpesan kepada seluruh anggota Pramuka Peduli agar tetap menjadi pribadi yang ringan tangan dalam membantu sesama.
“Untuk Pramuli se-Kwarcab dan se-Kwarran Purbalingga, tetaplah menjadi pribadi yang ringan tangan tanpa pamrih, terus berjuang tanpa rasa lelah. Semoga apapun yang kita pelajari dan pahami bisa menjadi bekal berharga untuk hari ini, dan masa yang akan datang.” Ungkapnya. (Devi Lestari)
