Baca Juga: Musppanitra Sepakat Pilih Kak Andika Jadi Nakoda Baru DKR Bobotsari
Baca Juga: DKC Purbalingga Sukses Gelar Gempita Tahun 2020. Ini Para Juaranya
Pemateri yang lain, Andalan Pengabdian Masyarat Kwartir Ranting (Kwarran) Purbalingga, Kak Yulius Sunarsanto menegaskan bahwa Pramuka harus bijak dalam bermedia social. Anggota Pramuka harus mampu mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli.
“Berita hoax kerap membubuhi dengan judul provokatif dan sensasional yang provokatif. Misalnya ada kata-kata: sebarkan! Viralkan!, dan pasti ada nada ancaman juga,” ungkapnya
Oleh karena itu lanjut Kak Yulius, sebaiknya cari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan begini, setidaknya bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
“Adik-adik Pramuka juga dapat menggunakan laman data.turnbackhoax.id untuk melihat apakah berita itu hoax atau benar sesuai fakta. Laman yang lain, antiberitahoax.id dan untuk halaman Facebook bisa gunakan Saya SEHATI (Sehat Cermati Informasi), Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax (FAFHH) dan Anti Berita Hoax,” ungkapnya.
Kak Yulius menegaskan, anggota Pramuka jangan mudah terpancing dan ragu-ragu untuk memeriksa kebenaran/keasliannya. Selalu cross check dan baca keseluruhan, sebelum membagikannya.
