Kwarcab Gelar Diklat Jurnalistik

Kwarcab Gelar Diklat Jurnalistik

Rizal Ribawanto harus sigap menjawab pertanyaan yang bertubi-tubi dari puluhan wartawan. Para wartawan seakan berlomba “menelanjangi” Rizal dengan berbagai pertanyaan tentang prinsip hidup, seluk-beluk pengetahuan kepramukaan hingga cita-cita yang kelak ingin diraih. Satu persatu Rizal menjawab pertanyaan dengan tenang dan lugas bagaikan pejabat penting. Sesekali, Rizal tampak menghela napas, menata kata demi kata mengatur jawaban agar dapat memuaskan semua wartawan. Jawabannya harus tegas, cerdas dan singkat serta tak mengundang pertanyaan lagi. Lima belas menit berlalu, Rizal seakan terlepas dari beban berat dipunggungnya. Pasalnya, lima belas menit yang lalu, ia seakan tak punya teman dan harus mampu mempertontonkan kekuatan jati dirinya seorang diri. Yah, saat itu Rizal anggota Ambalan Penegak Pramuka SMK Negeri Muhammadiyah 1 Purbalingga sedang melakukan simulasi wawancara sebagai narasumber bersama 22 rekannya yang seakan berprofesi menjadi wartawan.

Simulasi Wawancara Tugas Akhir

Bacaan Lainnya

Simulasi wawancara itu merupakan tugas akhir sesi penulisan berita dalam pendidikan kilat Jurnalistik Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Purbalingga yang diselanggarakan oleh Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di Sanggar Bakti Pramuka, Sabtu 24 Februari 2018. “Kaget juga, tiba-tiba disuruh maju ke depan dan harus mampu menjawab pertanyaan dari teman-teman,” ungkapnya. Rizal mengaku, bisa merasakan langsung bagaimana rasaya ketika narasumber ditanya oleh wartawan secara tiba-tiba dan tanpa persiapan. Lebih jauh, ia juga merasakan bagaimana sulitnya menulis hasil wawancara menjadi satu artikel berita yang menarik untuk dibaca. “Jadi, wartawan menurut saya, harus mempunyai wawasan yang luas. Membaca dan menulis harus menjadi satu kesatuan yaang tak bisa dipisahkan,” ungkapnya.

Pemateri Diklat Mengungkapkan

Pemateri Diklat, Mahendra Yudhi Krisnha mengungkapkan, setelah menerima teori tentang definisi berita, penerapan kaidah bahasa baku, serta penggunaan kaidah jurnalistik yang benar. Peserta diklat diakhir sesi diajarkan cara menggali data dari narasumber dengan melakukan wawancara, dan nantinya peserta diklat wajib menulis satu artikel berita. “Sengaja, saya pilihkan teknik wawancara cegat pintu (Door Stop Interview). Ini untuk melatih keberanian peserta diklat mengeluarkan pertanyaan dan pernyataan. Satu orang menjadi narasumber dan peserta lainya menjadi wartawan. Ada tanya jawab spontan antara wartawan dan narasumber,” ungkap Yudhi Pemimpin Redaksi Cyber Media lintas24.com dan tabloid elemen ini menuturkaan, door stop interview merupakan wawancara dengan cara mencegat narasumber di tempat acara. Kelebihan jadi door stop yaitu mendapatkan jawaban yang spontan, karena narasumber menjawab pertanyaan tanpa adanya persiapan. Sedangkan kelamahannya, wawancara berlangsung di tempat yang ramai dengan suasana yang ribut, sehingga informasi yang akan direkam atau dicatat akan sulit terdengar.

Harapan Peserta Diklat Menguasai

“Harapannya, peserta diklat mampu menguasai berbagai macam teknik wawancara,” ungkapnya. Yudhi menjelaskan, banyak ragam teknik wawancara dalam dunia jurnalistik, di antaranya wawancara dengan perjanjian, konferensi pers, wawancara on the spot, wawancara cegat pintu (door stop), wawancara telepon, wawancara on line dan wawancara tertulis. Inti dari semua wawancara itu adalah menggali dan mendapatkan data sebagai bahan penulisan artikel berita. “Saya tekankan menulis harus sesuai fakta. Sebagai jurnalis harus memegang teguh kode etik, ucapan yang dikemukakan oleh narasumber harus sesuai fakta saat diungkapkan. Jangan pernah mencampur adukan opini pribadi dalam menulis berita,” ungkapnya Setelah mendapat data-data yang diperlukan dari narasumber, lanjut Yudhi, selanjutnya dirangkai dalam kalimat menjadi satu bentuk artikel berita. Penulisan berita pun harus bisa membedakan, akan dijadikan artikel Hard News atau Soft News.

Dalam Penulisan Harus Berpegang Teguh

“Dalam penulisan harus berpegang teguh dalam penggunaan bahasa baku dan kaidah penulisan 5W 1H,” tuturnya. Dalam sesi penulis berita dengan mengutamakan ketaatan ungkapan narasumber, alur informasi, penggunaan penulisan bahasa baku dan kaidah penulis kaidah jurnalistik, menjadi penulis artikel terbaik Reni Anggreani anggota pramuka penegak MA Al-Huda Karangmoncol dengan judul artikel “Rizal, Mengisi Kehidupan Dengan Pramuka”, Dwi Caesar W anggota pramuka penegak SMK Negeri 1 Purbalingga (Rizal, Aktifis Pramuka Ingin Jadi Ahli IT), Rahmat Bayu SMA Negeri 2 Purbalingga (Rizal Ribawanto, Pramuka Dari Pasunggingan), Aprilia Nur Kholik SMK Negeri 2 Purbalingga (Pramuka Mengubah Hidup Rizal), Fita Agustin SMK Negeri 1 Bukateja (Rizal, Insan Pramuka Bercita-cita Menjadi Teknisi Handal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *