Tak Ingin Anak Kecanduan Game Online. Orang Tua Harus Jadi Benteng Pertahanan

Penggunaan ponsel banyak dampak positif yang didapat, yakni mempermudah kegiatan belajar mengajar dan mempermudah interaksi peserta didik dengan guru.
Penggunaan ponsel banyak dampak positif yang didapat, yakni mempermudah kegiatan belajar mengajar dan mempermudah interaksi peserta didik dengan guru.

Fenomena kecanduan bermain game online dengan menggunakan telepon selular (ponsel) pada  anak  sekolah ditengarai  berada pada situasi  mengkhawatirkan.

Penggunaan ponsel yang terus-menerus tanpa mengenal waktu berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak serta membuat kecanduan.

Pembina Pramuka di KH. Hasyim Asy’ari dan HR. Rasuna Said SMK Maarif NU Bobotsari, Kak Pratiwi Yogi Wati mengatakan, sebenarnya kepemilikan ponsel para siswa ini bertujuan untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi covid-19.

Namun, banyak yang menyalagunakan untuk bermain game online. Durasi bermainyapun lebih lama dibandingkan dengan mengerjakan tugas PJJ.

Bacaan Lainnya

“Selain  menjadi  alat  komunikasi  dan sumber  informasi,  ponsel pasti dilengkapi  berbagai  fitur. Namun, banyak disalahgunakan untuk bermain game online. Durasinya lebih lama dibandingkan dengan waktu belajar,” kata Kak Pratiwi yang juga Guru Bimbingan Konseling, seperti dikutip kwarcabpurbalingga.or.id dari laman pramukapurbalingga.id, Jumat (20 Agustus 2021

Ia menambahkan, tidak  semua yang  bermain  game online  langsung   disebut kecanduan. Penggunaan ponsel pada anak dan remaja lebih dari 3 jam sehari menyebabkan mereka rentan kecanduan ponsel.

“Anak  kecanduan  ponsel menjadi  tantangan  serius.  Anak yang rentan mengalami kecanduan ponsel berada di rentang usia 7-18 tahun. Hanya  saja,  tidak  semua  orangtua mengetahui bahwa anaknya terindikasi kecanduan ponsel,” katanya

Solusi sederhana lanjut Pratiwi, orangtua wajib ikut memperhatikan aktifitas anak selama menggunakannya. Kepemilikan ponsel anak bukan hal yang salah, namun harus ada komitmen antara orangtua dan anak.

“Misalnya, untuk anak usia dini, hanya boleh menggunakan ponsel hanya satu jam. Jika si anak melanggar, orangtua bisa mengambil ponsel tersebut. Untuk anak jenjang diatasnya, orang tua wajib memberikan pengertian. Harus mengutamakan komunikasi dan diskusi. Arahkan anak kepada hal positif serta bangun komitmen yang baik dengan anak dalam pengaturan penggunaan ponsel,” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *