Tak ingin wayang ditelan kemajuan jaman, Sekretaris Bidang Pembinaan Anggota Muda (Binamuda) Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Purbalingga Kak Kusno punya cara tersendiri dalam melestarikan kesenian wayang.
Kak Kusno menggagas berdinya Umah Wayang. Sebagian ruang rumahnya di Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang disulap mirip museum yang berisi koleksi wayang. Tokoh-tokoh wayang kulit terpajang pada figura kaca di setiap petak dinding.
Wayang Penuh Nilai dan Karakter yang baik
Baca Juga: Pertama di Kwarda Jateng. Tabloid ‘Simpul Pramuka’ Kwarcab Purbalingga Terbit Bulanan
Baca Juga: Hebat, Pertama Kali di Kwarcab Purbalingga. DKR Purbalingga Gelar Ngoppi Pakai Google Meet
Pengenalan wayang secara langsung ini diyakini dapat berdampak positif pada pengunjung, karena penuh dengan nilai-nilai dan karakter. Tempat ini pun menjadi rujukan para guru bersama siswa untuk mencari referensi khsususnya dalam mata pelajaran Bahasa Jawa dari berbagai jenjang pendidikan.
“Kami sediakan fisik wayang sehingga dalam mengajar tidak verbalisme (ceramah). Pengunjung bisa melihat ciri fisik wayang hingga karakter tokoh tersebut ketika diperankan dalam pagelaran Tujuannya juga menanamkan cinta budaya, karena wayang ini sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia yang diakui oleh Unesco,” katanya seperti dikutip kwarcabpurbalingga.or.id dari laman lintas24.com
Pagelaran wayang dimainkan oleh Ki Dalang yang bertugas untuk menceritakan lakon (kisah). Dia selalu duduk di belakang kelir sedang memainkan wayang. Ki Dalang penting sekali karena dia yang memainkan dan berbicara sesuai tokoh wayang. Dalam satu set wayang terdiri beberapa ratus watak; ada yang baik, ada yang jahat.
Tokoh wayang dipasang berjajar di depan Ki dalang. Tokoh wayang yang berwatak baik selalu berjejer di sebelah kanan dalang, dan yang jahat berjejer di sebelah kiri dalang. Watak wayang yang terkenal adalah lima saudara Pandawa; nama mereka Yudisthira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Mereka tokoh cerita Mahabharata yang menceritakan perang saudara.
Baca Juga: Genderang Perang Terhadap Covid-19 Terus Ditabuh. Pramuli Karangmoncol Semprot Desinfektan
Khusus untuk warga Purbalingga, menurut Kak Kusno, ada 2 tokoh yang umum disukai, yaitu Semar dan Wisanggani. Kebanyakan penduduk Purbalingga lebih sering didapati memajang tokoh-tokoh tersebut di rumah mereka. Ketika masyarakat berani memasang tokoh itu, mereka berusaha mencitrakan dirinya seperti tokoh itu. Dengan memasang wayang Semar misalnya, berarti seorang merasa harus berwatak sabar seperti karakter Semar.
“Kalau Wisanggeni, dewa yang garis tengah, kalau salah ya salah kalau benar ya benar, bahkan saat Bethara Guru melenceng dari undang-undang, Wisanggeni adalah pengingat,”katanya
Selain wayang kulit, di Umah Wayang juga tersedia wayang golek buatan almarhum Eyang Hartono yang juga asli Desa Selakambang. Wayang golek ini ada yang menampilkan tokoh Ramayana, Rama dan Shinta sering dikaitkan sebagai simbol cinta yang abadi. Selain itu, ada wayang Golek Menak dari sejarah masa Islam yang dikenal semisal tokoh Amir Hamzah, Umar Maya, juga Lamdaur (Raja Israel).
